“Mereka (etnis Tionghoa) sangat menghargai nilai lokal. Mereka bisa beradaptasi dengan masyarakat di sini. Sebaliknya orang Aceh juga menghargai serta juga belajar dengan orang Cina. Hal ini terjalinnya komunikasi yang baik antar etnis,” jelas Abdul Rani Usman.
“Justru mereka lebih senang wilayah syariat. Kenapa? Karena makanan sudah pasti halal, kemudian tidak ada main judi. Main judi kan menghambur-hamburkan uang. Orang Cina (Tionghoa) di sini mengatakan, justru Aceh sebagai daerah yang aman dan penuh dengan toleransi,” tutupnya (Cut Nauval Dafistri/Sumber Waspada Aceh.com judul asli : Melongok Damainya Imlek di Negeri Bersyariat)
Baca juga : Mantan Istri Andika Kangen Band, Caca Terjerat Kasus Narkoba: Andika Tengah Mencari Anaknya
Editor : Saridal MaijarSumber : 9175