Kendati demikian, tidak semua awan CB dapat menimbulkan fenomena tersebut, tergantung pada kondisi labilitas atmosfer.
Berikut karakteristik dari fenomena waterspout menurut Guswanto, seperti dikutip dari Kompas.
- Kejadiannya bersifat lokal
- Terjadi dalam periode waktu yang singkat, umumnya sekitar kurang lebih 10 menit
- Lebih sering terjadi pada siang atau sore hari, dan terkadang menjelang malam hari
- Hanya muncul dari sistem awan Cumulonimbus (CB), tetapi tidak semua awan CB dapat menimbulkan fenomena waterspout
- Kemungkinannya kecil untuk terjadi kembali di tempat yang sama dalam waktu yang dekat.
Baca juga : Dampak hujan lebat disertai angin kencang, Lonsor di Ngungun Lubuk Sao Nagari Tanjung Sani.
Guswanto menambahkan, keberadaan awan CB juga dapat mengindikasikan adanya potensi hujan lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang.
Lebih lanjut, pada kondisi tertentu dapat berpotensi menjadi puting beliung atau waterspout.
Berdasarkan pantauan BMKG, selama Januari-Februari, daerah Wonogiri masih berada pada periode puncak musim hujan.
BMKG mengimbau masyarakat untuk berhati-hati, jika ada fenomena cuaca ekstrem atau waterspout.
Editor : Saridal MaijarSumber : 7768