Nomophobia juga dapat berpengaruh terhadap perubahan perilaku seseorang, mengalami kecemasan sosial dan menjadi tertutup.
Sehingga tidak dapat mengekspresikan perasaannya secara langsung, dan memilih mengungkapkannya melalui media sosial.
Hal tersebut dapat memicu timbulnya gangguan obsesif-kompulsif (OCD), dan antisosial yang berdampak pada kesulitan mencari teman.
Akibatnya ia merasa kesepian bahkan stres, karena hanya dapat berkomunikasi melalui ponsel.
Menurut Anshari, Alas, & Sulaiman (2019), beberapa cara untuk mengatasi nomophobia yaitu:
- Membatasi penggunaan smartphone dengan menetapkan batasan phone-free zones (Anshari, Alas, Jaidin, Smith, & Ahad, 2016).
- Melakukan percakapan dengan orang-orang di kehidupan nyata. 3. Menemukan hobi baru yang tidak melibatkan penggunaan ponsel, seperti membaca buku, melukis, memasak, atau berkebun. 4. Mengubah aktivitas bermain ponsel di waktu senggang dengan aktivitas lain, misalnya berolahraga.
Jika Nomophobia yang diderita bersifat kronis, maka langkah yang terbaik adalah melakukan konseling dengan psikiater.
Baca juga : Psikiater Senior dr. Dadang Hawari Meninggal Dunia, Setelah Sempat Dirawat Karena Covid-19
Editor : Saridal MaijarSumber : 6084
