"Terlebih Abi saya sendiri sangat mendukung di mana memang Abi juga sudah 10 tahun menjadi relawan MER-C yang berada di jalur Gaza semenjak 2012 sampai 2020," katanya.
Apa yang ada dipikiran Fikri jika terjadi situasi yang cukup kritis di Gaza?
Fikri mengaku, takut karena manusiawi tapi dari beberapa pengalaman juga sudah menjalani 3 tahun tim relawan MER-C semenjak 2020. Pada 2021 juga sudah terjadi peperangan yang cukup besar.
"Pada 11 hari saat itu memang saya mengalami stres dan ketakutan sangat besar namun hari demi hari kami mencoba membiasakan diri dengan situasi. Sampai saat ini alhamdulillah situasi dan juga mental kami masih terus semangat untuk membantu warga Palestina," katanya.
Lalu, bagaimana pola tidur Fikri di tengah situasi genting ini?
Fikri menyebutkan, tim relawan MER-C mempunyai tempat beristirahat di Wisma Indonesia ataupun Wisma Dr Jose Rizal tetapi beberapa waktu lalu serangan serangan bom Israel begitu kuat sehingga suaranya begitu keras."Walaupun berada jauh dari lokasi kami namun bom-bom tersebut begitu keras sehingga membuat kerusakan pada Wisma dan juga Rumah Sakit Indonesia sehingga pada malam itu kami mutuskan untuk mengungsi ke basemen milik Rumah Sakit Indonesia dan sampai saat ini juga kami masih terus beristirahat di basem," katanya.
Hingga kini, kata Fikri, dirinya bersama rekan-reka Indonesia lainnya masih terus bolak-balik ke Wisma untuk makan dan juga aaktivitas lainnya.
"Nah untuk makan, kebutuhan sehari-hari kami sudah kehabisan, stok air bersih harus mengambil ke rumah sakit Indonesia, begitu juga para warga sekitar. Ada tiga sekolah juga mengambil air bersih ke Rumah Sakit Indonesia," katanya.
Bahkan, Kata Fikri, tim MER-C yang ada di Gaza sempat menahan rasa lapar untuk terus bekerja dan membantu, serta mengupdate situasi di rumah sakit. Di beberapa kesempatan pihak militer Israel membom di sekitar area rumah sakit Indonesia.
Editor : Milna MianaSumber : YouTube DW Indonesia