PAYAKUMBUH – Warga Parit Rantang Payakumbuh Barat sekitar jalan Padang tepatnya belakang SPBU dibuat geger bahkan ada yang histeris. Pasalnya, api meyala di drainase pinggir jalan, Sabtu, (28/11/2020), pagi.
Kepala Satpol PP dan Damkar, Devitra mendampingi Wakil Wali Kota Erwin mengatakan, api menyala disepanjang drainase yang ada dibelakang SPBU diduga akibat terdapat kebocoran atau bahan bakar minyak yang tumpah dari SPBU. Selain itu, tumpahan bahan bakar minyak itu telah mengalir sepanjang lebih kurang 1 kilometer dari titik yang diduga adanya kebocoran.
Baca juga : AAA 2020 Menampilkan Efek AR: Kupu-kupu di Panggung, NCT Menyita Perhatian
“Di sepanjang drainase dibelakang SPBU ini ada tumpahan bahan bakar minyak. Jadi ada tadi masyarakat yang membuang puntung rokok dan memancing sulutan api. Jika tidak segera dibersihkan oleh pihak SPBU, bisa jadi Parit Rantang ini semuanya akan menjadi abu,” ujar Devitra didampingi Kabid Damkar Budi Kurniawan.
Menurut Devitra yang juga bersama Kabid Rehab Rekon BPBD An Denitral upaya yang dilakukan saat ini dilakukan pembersihan kepada drainase dengan memakai busa manual oleh pihak SPBU. Menurutnya metode ini butuh waktu lama atau memakan waktu.
Baca juga : Kontroversi Kinerja Pemerintahan Jokowi-Maaruf, Ternyata Ada Sisi Baiknya. Apa Itu?
“Saat ini daerah sekitaran drainase yang ada minyaknya ini tidak ada boleh merokok dan kami sudah berkoordinasi dengan aparat kepolisian dan dipasangkan garis polisi,” ujarnya.
Pihak SPBU telah berkoordinasi dengan pihak Pertamina Padang, saat ini alat penyedot minyak sedang berada di tengah jalan menuju ke Payakumbuh.
Dari informasi yang diperoleh media, kuota BBM jenis pertalite yang bocor mengalir di drainase mencapai volume 2 ton, bahkan panjangnya sampai ke Lundang dan Batang Agam. Panjangnya mencapai 1 KM.
Salah seorang masyarakat Emi mengatakan pihak SPBU harus bertanggung jawab dengan menghilangkan segera bahan bakar minyak yang ada di drainase itu karena sangat membahayakan masyarakat. Setelah terjadinya kebakaran ini, masyarakat menjadi ketakutan.
Editor : Saridal MaijarSumber : 3634