Data dari aplikasi COVID Symptom Study yang dibuat oleh King's College London, Inggris, menyebut bahwa setidaknya 1 dari 20 pasien merasakan gejala berkepanjangan tersebut.
Di Italia, mengutip The Independent, ada laporan 9 dari 10 pasien di Roma masih merasakan gejala yang bertahan dalam kurun waktu 60 hari pasca infeksi.
Baca juga : Bergejala Sesak Napas Hingga Kurang Konsentrasi, WHO: Tips Memulihkan Pasien Covid-19.
- Diyakini, COVID-19 tidak hanya menginfeksi paru-paru
Berdasarkan studi berjudul “Dysregulation of Immune Response in Patients With Coronavirus 2019 (COVID-19) in Wuhan, China”, yang terbit dalam jurnal "Clinical Infectious Diseases" pada awal Agustus lalu, ditemukan bahwa virus SARS-CoV-2 membuat perubahan pada sistem imun.
Akibatnya, virus dapat berkembang, menyebabkan peningkatan sitokin yang besar, atau disebut sebagai badai sitokin (reaksi berlebih sistem kekebalan tubuh), dan mengakibatkan peradangan.
- Efek long COVID membuat banyak penyintas mengalami depresi
Sumber : 1984