HIKMAH - Maulid Nabi mengandung nilai-nilai ibadah dan ukuwah Islamiah bagi umat Islam dan juga untuk masyarakat Aceh.
Di Aceh, Perayaan Maulid Nabi umumnya dirangkai dengan zikir, kenduri anak yatim, dan dakwah Islamiah tentang perjuangan Rasulullah mempersatukan manusia dalam Agama Islam.
Hal tersebut disampaikan Pelaksana tugas (Plt) Gubernur Aceh, Ir. Nova Iriansyah, MT. Kepada awak media di Banda Aceh, Selasa, (27/10/2020).
“Saya percaya masyarakat kita yang Islami ini bisa merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW di tengah-tengah pandemi virus corona, dengan cara yang disesuaikan dan tidak seperti biasa,” ujarnya.
Baca juga : Pembukaan Kartu Pra Kerja Gelombang 11 Akhir Oktober, Tersedia 344.959 Kuota
Cara yang tidak seperti biasa dimaksud Nova adalah bahwa perayaaan maulid dengan penerapan protokol kesehatan. Masyarakat tetap dapat berdzikir bersama dan makan bersama anak-anak yatim namun perlu mengatur jarak duduk atau berdiri minimal dua meter, dan semua yang hadir memakai masker.
Lanjutnya, mencuci tangan merupakan bagian dari menjaga kebersihan, dan kebersihan itu sebagian dari Iman bagi seorang muslim. Berwudhuk kita dahului dengan mencuci tangan, begitu juga menjelang dan sesudah menyantap makanan.
Bedanya, tambah Nova, dalam situasi pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) saat ini, mencuci tangan dengan memakai sabun di bawah air yang mengalir, setidaknya selama 20 detik.
Penerapan protokol kesehatan untuk mencegah penularan Covid-19 tersebut seiring sejalan dengan budaya masyarakat Aceh yang Islami. Protokol kesehatan sama sekali tidak mengurangi hikmah perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW, tutur Nova.
“Perayaan maulid dengan protokol kesehatan tidaklah sulit, namun membutuhkan komitmen bersama untuk melaksanakannya secara disiplin dan konsisten,” tuturnya.
Editor : Saridal MaijarSumber : 1374