Wiratno menyebut populasi komodo di Lembah Loh Buaya selama 17 tahun terakhir relatif stabil, dengan kecenderungan sedikit peningkatan di 5 tahun terakhir.
Menurutnya, jumlah komodo yang sering berkeliaran di sekitar area pembangunan sarana dan prasarana di Loh Buaya diperkirakan kurang dari 15 ekor, dan komodo tersebut setiap pagi memiliki perilaku berjemur.
"Aktivitas pembangunan pariwisata selama ini sedikit mempengaruhi perilaku komodo, antara lain komodo lebih berani dan menghindari manusia, tetapi tidak mempengaruhi tingkat survivalnya/tingkat kebertahanan hidup (ardiantiono et al 2018). Hal ini dapat dibuktikan dengan tren populasi yang tetap stabil di lokasi wisata Loh Buaya tersebut," ujar Wiratno.
"Artinya, apabila dikontrol dengan baik dan meminimalisasi kontak satwa, maka aktivitas wisata pada kondisi saat ini dinilai tidak membahayakan populasi komodo area wisata tersebut," tambahnya.
Baca juga : Penting! 5 Hal Yang Harus Dilakukan Saat Mendampingi Anak Daring
Lebih lanjut, Wiratno menyatakan pengunjung di Pulau Rinca selama masa pandemi COVID-19 ini berkisar 150 orang tiap bulan atau sekitar 10-15 orang per hari.
Untuk mencegah dampak negatif dari pembangunan sarana dan prasarana di kawasan tersebut, kata Wiratno, dilaksanakan protokol pengawasan terhadap satwa komodo yang dilakukan oleh 5-10 ranger atau polisi hutan di Taman Nasional Komodo.
"Setiap dilakukan aktivitas pembangunan, ranger TN Komodo yang bertugas di Lembah Loh Buaya akan melakukan pemeriksaan keberadaan komodo, termasuk di kolong-kolong bangunan, bekas bangunan, dan di kolong truk pengangkut material," tuturnya. (sumber Tirto dan Detiknews)
Editor : Saridal MaijarSumber : 1262