PESISIR SELATAN -Masyarakat Nagari (Desa) Air Hitam Kecamatan Silaut Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel), Sumatera Barat mengeluhkan kondisi indrastruktur dasar yang kurang memadai.
Sebagian besar jalan sentra produksi tani tidak memadai. Badan jalan masih bebatuan dan koral. Arus distribusi menjadi tidak pancar. Harga barang otomatis relatif lebinggi dibanding di tempat lain.
Baca juga: Sehari Jelang Penutupan TMMD Ke-109 Kodim 0311/Pessel Progres RTLH Capai 100 Persen
"Selain itu, biaya angkut hasil tani pun jadi mahal," ungkap Riko, 36 tahun salah seorang warga setempat saat bertemu Rudi Haryansyah di Silaut, Senin 19 Oktober 2020.
Sementara mayoritas penhasilan warga Nagari Air Hitam adalah petani kelapa sawit. Mahalnya ongkos angkut, ulas Riko turut menggerus pendapatan petani. Kabitanya, mereka sulit untuk meningkatkan kesejahteraan.
Apalagi, lebih dari 50 persen kebun milik warga akan memasuki masa replanting. Paling tidak, 2-3 tahun ke depan. Beberapa diantaranya ada yang sudah memulai. Di lain sisi, petani kewalahan dalam pelaksanannya.
Pada kesempatan itu, Rudi Hariyansyah menegaskan, kepemimpinannya bakal menjadikan penyediaan infrastruktur dasar seperti jalan dan jembatan, utamanya yang menuju area sentra produksi.
Baca juga: Operasi Yustisi Pessel, Terjaring 36 Pelanggar, Diantaranya ASN dan Nakes
Pemerintah daerah bakal menahan pembangunan yang berupa penanaman modal tetap bruto (PMTB) seperti gedung-gedung pemerintahan. Pembangunan harus sesuai kebutuhan.
"Selama tidak adanya ketersediaan insfrastruktur yang baik, selama itu pula petani terus dihimpit kehidupan ekonomi biaya tinggi," ungkap Rudi.
Editor : Saridal MaijarSumber : 1015