Kesehatan - ADE yang sempat ramai dibicarakan, adalah fenomena yang mungkin terjadi pada pemberian antibodi (vaksin atau antibodi lain), berupa reaksi yang memperkuat infeksi sehingga terjadinya suatu kejadian imunopatologis yang berat.
Sebelumnya, muncul kekhawatiran terhadap kondisi tersebut pada saat pemberian vaksin Covid-19 kepada tubuh pasien.
Baca juga : Inilah Vaksin Terbaik Pencegahan Covid-19 Saat Ini
Guru Besar Fakultas Kedokteran Unpad, yang juga Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin Covid-19 Universitas Padjadjaran (Unpad), Kusnandi Rusmil, menyatakan bahwa fenomena ADE sejauh ini baru terlihat pada dengue.
Keberadaan fenomena ADE pada kasus MERS, SARS, Ebola, dan HIV hanya ditemukan in silico atau pada simulasi komputer dan in vitro atau pada percobaan di cawan petri laboratorium.
"Tidak menggambarkan fenomena di manusia," ujar Guru Besar Ilmu Kesehatan Anak itu.
Selain itu, Kusnandi menambahkan, dalam uji klinis yang sedang dilakukannya, tidak ditemukan efek samping serius yang disebabkan oleh vaksin maupun vaksinasi.
"Hingga saat ini belum ada bukti terjadinya ADE [pada kandidat vaksin Covid-19 mana pun di dunia]. Namun, kewaspadaan dan monitoring terhadap keamanan vaksin tetap harus dilakukan," jelasnya.
Baca juga : Vaksin, Tanggung Jawab Negara Kepada Rakyat?
Seperti dilansir kabar Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di Bandung, Uji Klinis Vaksin sudah dilakukan sejak September 2020, dan sudah melakukan suntikan kedua pada subjek.
Editor : Saridal MaijarSumber : 397
