Bagai disambar petir. Rea terhenyak mendengar perkataan ayahnya. Tidak ada angin tidak ada hujan, tiba-tiba saja ayahnya, Rendra Nandraswara meminta Rea untuk menyerahkan Bram Wijaya, suaminya, kepada Azalea Nandraswara, kakak kandung Rea."Pah ... Papah sadar dengan apa yang papah katakan? Papah meminta Rea memberikan suami Rea kepada kakak Rea sendiri?" tanya Rea tidak percaya.
Rendra menatap Rea tanpa ekspresi. "Papah sadar. Kamu dan Azalea akan bertukar suami. Besok, papah akan panggilkan penghulu untuk pernikahan kalian. Bram akan menikahi Azalea dan Aditya akan menikahi kamu.""Pah! Suami bukan barang mainan. Mana bisa ditukar-tukar," pekik Rea dengan wajah berlinang air mata.
"Justru karena mereka bukan barang mainan, papah ingin kalian bertukar pasangan. Papah tidak mau Azalea mempunyai suami pengangguran dan tidak berguna seperti Aditya. Lagi pula, Bram juga sudah setuju dengan saran kami," tutur Rendra.Rea menatap suaminya. "Apa benar yang dikatakan papah, Mas?"
"Ya, itu benar. Aku setuju untuk menukar kamu dengan Azalea. Kamu memang istri sempurna Rea, kamu selalu menyediakan kebutuhanku. Tapi aku juga butuh istri yang bisa aku pamerkan. Apalagi, aku sudah naik jabatan. Aku ingin mempunyai istri yang berkarir, bukan ibu rumah tangga yang hanya bisa mengurusi dapur sepertimu," jawab Bram, tanpa memikirkan perasaan istrinya sedikitpun.Rea menggelengkan kepalanya tidak percaya. Hatinya hancur mendengar perkataan suaminya. Benar kata orang, kesetiaan seorang istri diuji ketika suaminya tidak memiliki apa-apa. Sedangkan kesetiaan suami diuji saat dia memiliki segala.
Dulu, Rea mendampingi Bram yang hanya karyawan magang. Berapa pun uang bulanan yang Bram berikan, Rea selalu terima tanpa keluh. Setiap ada keperluan yang kurang, Rea selalu mengesampingkan kebutuhannya demi memenuhi keperluan rumah tangganya.Namun sekarang, setelah Bram naik jabatan, dengan mudahnya Bram mengatakan ingin menukar istri. Hanya karena Rea bukan wanita karir seperti kakaknya. Sungguh Bram orang yang kejam. Dia kira istrinya perhiasan yang bisa ditukar-tukar.
Rea menatap ibunya meminta pembelaan. "Mah ... Tolong Rea. Bagaimana bisa Rea menyerahkan suami Rea untuk Azalea? Sudah lima tahun kami menikah, Rea mencintai Mas Bram, Mah," ucapnya terisak.Nena memalingkan wajahnya dari Rea. "Kamu turuti saja permintaan ayahmu. Kamu mungkin masih mencintai Bram, tapi Bram lebih memilih Azalea. Mereka akan menjadi pasangan yang sempurna jika disandingkankan."
Rea tercengang. Dia tidak habis dengan perkataan ibunya. Rea berharap, ibunya akan membelanya. Tapi yang dia dapat malah sebaliknya, Nena justru mendukung permintaan tidak masuk akal suaminya.Selama ini, orang tua Rea memang selalu pilih kasih. Azalea adalah anak yang selalu mereka banggakan, sedangkan Rea adalah anak yang selalu mereka hinakan. Mereka selalu membandingkan keduanya.Dulu, Nena dan Rendra berencana untuk mempunyai satu anak saja. Namun, tepat delapan bulan setelah Azalea lahir, Nena dikejutkan dengan kehamilan keduanya. Untuk itulah, Nena dan Rendra selalu berlaku tidak adil kepada Rea, karena mereka tidak pernah menginginkannya.Rea menatap kedua orang tuanya. "Ada apa dengan kalian? Kenapa kalian melakukan ini padaku? Apa salahku? Aku juga putri kalian. Kenapa kalian selalu menyisihkan aku?" Rea terisak.
Nena menatap putrinya. "Kesalahan kamu banyak, Rea. Kamu salah karena kamu tidak bisa seperti Azalea. Dia sempurna. Wajahnya, tubuhnya, kepintarannya, dan karirnya. Dia bisa menghidupi kami dengan penghasilannya. Tidak seperti kamu yang hanya bisa menopang hidup pada suamimu."Hati Rea kembali hancur. lagi-lagi ibunya membandingkan dirinya dan kakaknya. Ibunya memang selalu membandingkan kedua putrinya. Dia selalu membanggakan Azalea dan memandang rendah Rea.
Nena juga selalu membedakan mereka, dia memberikan yang terbaik untuk Azalea dan memberikan sisa untuk Rea. Bahkan dalam pendidikan pun mereka pilih kasih. Azalea diberi biaya untuk berkuliah di universitas ternama. Sedangkan Rea diminta untuk membiayai kuliahnya sendiri.Rea sakit hati dengan sikap kedua orang tuanya. Karena alasan itulah, lima tahun lalu Rea menerima lamaran Bram. Dia ingin menghindar dari keluarga yang tidak menyayanginya. Namun, sekarang malah suaminya berpihak kepada keluarganya.
Editor : Saridal MaijarSumber : 52737