Tanah Datar, Sumatera Barat - Sindrom Waardenburg adalah kelainan genetik langka yang bisa memengaruhi warna kulit, rambut, mata, dan bentuk wajah, sehingga membuat keluarga tiga generasi ini memiliki iris mata berbeda warna atau disebut heterochromia iridis.
Hal serupa juga pernah terjadi pada Dzakira Azizy Naqiya, bocah tujuh tahun yang akrab disapa Ziziy di Riau. Diketahui kemudian bahwa, ayah Ziziy ternyata memang memiliki akar keluarga di Sumatera Barat.
Baca juga : Bahan Bakar Terbaik Buat Sepeda Motor, Apa Pilihanmu?
Tuti Fariani (58), salah satu anggota keluarga bermata biru di Nagari Sungayang, Tanah Datar, mengatakan warna bola mata tersebut juga didapat turun temurun sebanyak tiga turunan.
"Mata biru ini ibu dapatkan dari orang tua dan hal yang sama juga terjadi kepada anak ibu," jelasnya pada 12 Oktober 2020.
Ia mengaku, bermata biru hanya ketika melihat cahaya matahari langsung dalam waktu lama. Sedangkan di malam hari, warna matanya berubah jadi hijau dengan penglihatan lebih jelas.
"Bagi kami keluhannya pada mata dan rambut, kalau melihat matahari, spontan saja air mata keluar tapi tidak sakit. Sementara anak laki laki ibuk yang matanya coklat, memiliki rambut putih sejak SMP," tuturnya.
Tuti menambahkan meski mata birunya adalah turunan, tetapi tidak semua anggota keluarganya memiliki bola mata sama. Diantaranya ada yang bermata biru sebelah, ada yang tidak terlalu biru, ada yang biru keduannya, dan ada yang tidak biru sama sekali.
Anak pertama Bu Tuti memiliki mata berwarna biru sebelah kanan, sedangkan mata sebelahnya lagi berwarna coklat. Berbeda dengan anak keduanya, juga ada sedikit warna biru tapi tidak terlalu jelas.
Anak yang ketiga memiliki mata biru keduanya, anak keempat dan lima tidak memiliki mata biru, sementara Bu Tuti sendiri, memiliki mata satu berwarna coklat dan satu lagi biru.
Editor : Saridal MaijarSumber : 506