Kesehatan - Uji klinis Vaksi Covid-19 yang telah dilakukan sejak Agustus lalu, akhirnya segera menemui titik finalisasi pada awal November 2020. Ketua Tim Riset vaksin Sinovac, Kusnandi Rusmil mengungkapkan,
“Perkembangan uji tahap 3, telah dilakukan pemeriksaan terhadap 1.447 relawan, dimana 660 relawan sudah mendapatkan penyuntikan ke-2, yang ditargetkan akan selesai di pekan depan serta dipantau perkembangannya dalam 6 bulan ke depan.”
Disisi lain, Kementerian Kemaritiman dan Investasi, menambahkan tentang kepastian pelaksanaan program vaksinasi ini. Karena tiga produsen vaksin Covid-19 di China, sudah sepakat dalam penyediaan jutaan dosis untuk Indonesia. Diantaranya,
- Cansino menyanggupi 100,000 vaksin single dose pada bulan November 2020, dan sekitar 15-20 juta untuk tahun 2021.
- G42/Sinopharm menyanggupi 15 juta dosis vaksin dual dose tahun ini, dan 5 juta dosis akan mulai datang pada bulan November 2020.
- Sinovac menyanggupi 3 juta dosis vaksin hingga akhir Desember 2020, dengan komitmen pengiriman 1,5 juta dosis vaksin single dose vials, pada minggu pertama November dan 1,5 juta dosis vaksin single dose vials lagi, pada minggu pertama Desember 2020, ditambah 15 juta dosis vaksin dalam bentuk bulk.
Baca juga : Perrnikahan Ditunda, Nikita Willy Liburan Dulu
Sedangkan pada tahun 2021, Sinopharm mengusahakan 50 juta dual dose, Cansino 20 juta single dose, Sinovac 125 juta dual dose. Single dose artinya satu orang hanya membutuhkan 1 dosis vaksinasi, sementara dual dose membutuhkan 2 kali vaksinasi untuk satu orang.
Ketiga perusahaan tersebut diketahui sudah masuk pada tahap akhir uji klinis tahap ke-3, dan dalam proses mendapatkan Emergency Use Authorization (EUA) di sejumlah negara.
Diketahui lebih lanjut bahwa, Cansino melakukan uji klinis tahap ke-3 di Tiongkok, Arab Saudi, Rusia dan Pakistan. Sedangkan G42/Sinopharm melakukan uji klinis tahap ke-3 di Tiongkok, Uni Emirat Arab (UEA), Peru, Moroko dan Argentina. Sementara itu Sinovac melakukan uji klinis tahap ke-3 di Tiongkok, Indonesia, Brazil, Turki, Banglades, dan Chile.
Pada Senin (12/10/2020) Menteri Kesehatan Terawan Putranto mengungkapkan,
"Pada tahap awal, kami akan memberikan prioritas vaksin kepada mereka yang di garda terdepan, yaitu medis dan paramedik, pelayanan publik, TNI/Polri, dan seluruh tenaga pendidik" jelasnya dalam keterangan pers.
Menkes kemudian menjelaskan bahwa para garda terdepan dan yang tidak mampu secara ekonomi, akan dibayarkan vaksinnya oleh Pemerintah, Baca juga : PSBB Diberlakukan Kembali, Bolehkah Bepergian Keluar Kota?
"Mereka yang di garda terdepan dan peserta Penerima Bantuan Iuran alias PBI, dalam BPJS Kesehatan akan ditanggung biaya vaksinnya oleh Pemerintah." (sumber : CNBC Indonesia)
Editor : Saridal MaijarSumber : 473