KLIKKORAN.COM - Beberapa hari ini, beredar kembali pemberitaan terkait kemunculan bakteri baru yang bernama Mycoplasma pneumoniae.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Imran Pambudi, menyebut terkait bahayanya bakteri ini.
Karena selain menyebabkan penyakit, dampak berkelanjutan bagi penderita akan lebih parah dari Covid-19. Apalagi asalnya juga sama-sama dari China, tentu saja dunia panik.
Karena akibat pandemi Covid-19 pada 2020 silam sangat terdampak pada banyak negara hingga menimbulkan munculnya resesi ekonomi, bagaimana dengan penyakit Mycoplasma Pneumoniae ini?
Apalagi bakteri tersebut lebih bahaya dari Covid-19, maka dari itu lah pada artikel ini akan diulas masing-masing fakta terkait Mycoplasma Pneumoniae beserta hal-hal yang harus kamu waspadai.
Fakta Terkait Bakteri Mycoplasma Pneumoniae
Imran Pambudi dalam keterangannya yang dipublikasikan oleh CNN Indonesia, bahwa bakteri Mycoplasma Pneumoniae di China paling banyak terjadi pada anak dengan kasus saluran pernapasan pendek. "Jadi penderita ISPA akan rentan," ujarnya.
Bakteri Mycoplasma Pneumoniae tersebut memiliki masa inkubasi yang lebih lama dari Covid-19 yaitu hingga sebulanan, sebab itu lah penyakit tersebut memiliki akumulasi penyebaran yang cukup lama seperti penjelasan Center for Disease and Prevention Control (CDC).Hal ini lah yang menimbulkan spekulasi bahwa Mycoplasma Pneumoniae berindikasi akan jadi Pandemi baru setelah Covid-19, tapi untungnya penyebaran bakteri jenis tersebut tidak secepat virus. Namun tetap saja, penyakitnya jauh lebih berbahaya.
Menurut Imran Pambudi, jenis kesakitan pada penderita akan lebih tinggi dengan akumulasi kematian yang meski tidak setinggi Covid-19. Kalau Covid kan ada yang tidak bergejala, namun penyebarannya cepat dan meningkatkan angka kematian.
Bakteri Mycoplasma Pneumoniae malah kebalikannya, begitu pula dari segi pengobatan. Jika Covid-19 tidak membutuhkan pengobatan khusus, sementara Bakteri Mycoplasma Pneumoniae harus ditangani dengan pemberian obat seperti Antibiotik misalnya.
Editor : Fathia