Pentingnya Ritual Kematian bagi Masyarakat Minangkabau yang Sudah menjadi Tradisi Turun Temurun

×

Pentingnya Ritual Kematian bagi Masyarakat Minangkabau yang Sudah menjadi Tradisi Turun Temurun

Bagikan berita
Seberapa Penting Ritual Kematian bagi Masyarakat Minangkabau (ilustrasi tahlilan: Gramedia)
Seberapa Penting Ritual Kematian bagi Masyarakat Minangkabau (ilustrasi tahlilan: Gramedia)

Ritual kematian yang direalisasikan oleh masyarakat Minangkabau dimulai dari manigo hari, manujuah hari, ampekbalih hari, dan manyaratuih hari. Pada ritual ini tidak hanya mendoakan sang mayat saja namun ada kegiatan berbakas pantun yang dilaksanakan oleh laki-laki terpilih, tidak dapat sembarangan orang yang melakukan ritual kematian ini.

Bagi kaum perempuan bertugas untuk menyiapkan hidangan yang dibutuhkan pada saat ritual kematian diselenggarakan. Untuk hidangan makanan sendiri memiliki ketentuann yang berbeda disetiap daerah yang ada di Minangkabau.

Banyak nilai-nilai yang dihadirkan dalam upacara kematian Minangkabau dapat dilihat sebagai nilai-nilai pendidikan sosiologis berupa refleksi dan konsensus, kerja sama, gotong royong, toleransi dan solidaritas. Nilai-nilai tersebut sudah mengakar di masyarakat tanpa perlu belajar di lembaga pendidikan formal.

Melalui proses peniruan, mereka dapat meneruskan nilai-nilai tradisi yang positif. Selain itu, nilai pendidikan agama khususnya; Sedekah, rukun, silaturahim sebagai wujud Ukhuwah Islamiyyah, keutamaan mengingat kematian (dzikr al maut), nilai mengingat Allah (dzikrullah), membaca Al-Qur'an serta unsur-unsur shalat dan dakwah yang patut dalam ibadah. Selain itu, nilai pendidikan budaya dan tradisi tampak pada bendera hitam putih, Tabuuh (Bedug) sebagai media kematian, pakaian hitam sebagai simbol berkabung, dan layanan Tuduang memuji ulama dan pemimpin, kemungkinan besar tradisi dll., diajarkan dari generasi ke generasi dan dengan meniru.

Masyarakat Minangkabau menganggap ritual kematian ini penting karena sudah menjadi tradisi turun temurun, dan juga ritual ini tentunya sudah dipikirkan baik buruknya pada zaman dahulunya.

Masyarakat Minang yang sangat menjunjung tinggi adat istiadat, tradisi, dan kebudayaan tentunya dengan hadirnya ritual kematian ini berdampak baik bagi masyarakat. Dapat ditarik satu benang merah dari ritual ini dimana keluarga yang melakukan ritual kematian dapat bersedekah kepada masyarakat berupa hidangan yang dihidangkan pada saat ritual kematian tersebut.

(KK) Penulis: Edo Tri Maulana Edo Tri Maulana, Mahasiswa Sastra Minangkabau, UNAND Editor : Saridal Maijar
Sumber : 148104
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Terkini